Sabtu, 05 Oktober 2019

Syukur Nikmat

Pertemuan 1, Sabtu 05 Oktober 2019


Apa itu Syukur?

Syukur menurut KBBI artinya adalah rasa terimakasih kepada Allah, sedangkan menurut Ibnul Qayyim artinya menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya melalui hati, lisan, dan anggota badan.

Melalui hati artinya adanya pengakuan dihati bahwa semuanya berasal dari Allah SWT. Kemudian diungkapkan melalui lisan, yaitu berupa pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan, dan di manifestasikan dengan anggota badan melalui sikap dan perbuatan.

Salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT adalah menggunakan pemberian Allah sesuai yang Allah inginkan. Bayangkan jika kita di titipkan sebuah barang oleh seseorang, tentunya akan kita jaga sebaik mungkin agar tidak rusak. Jika kita diberi kepercayaan untuk barang tersebut pun, pasti akan kita gunakan sebaik mungkin sesuai dengan keinginan pemiliknya. Begitu juga dengan seluruh nikmat yang telah Allah berikan, seharusnya kita gunakan sesuai dengan keinginan Allah, yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang didapatkan adalah dari allah SWT. Seperti yang dikatakan oleh Qarun "Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki" (QS. Al-Qashash: 78)

Syukur adalah salah satu sifat Allah

1. "Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur" (QS. Asy-Syura:23)
Imam Abu Jarir Ath-Thabari menafsirkan ayat ini yaitu: "Ghafur artinya Allah maha pengampun terhadap dosa, dan Syakur artinya Maha pembalas kebaikan sehingga Allah lipat gandakan ganjarannya" (Tafsir Ath thabari 21/531)

2. "Allah itu Syakur lagi Halim" (QS. At-Thagabun: 17)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini yaitu: "Allah memberikan balasan kebaikan yang sedikit dengan ganjaran yang banyak" (Tafsir Al-Quram Al-Azhim 8/141)

Dari kedua ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah akan membalas kebaikan dari Rabb kepada hamba-Nya, sehingga sudah sangat layak bagi seorang hamba untuk bersyukur kepada Rabb-Nya atas begitu banyak nikmat yang ia terima.

Syukur adalah sifat para nabi

1. Nuh (QS. Al-Isra 3)
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun (QS. Al-Ankabut 14) namun pengikutnya hanya segelintir orang. Nuh percaya bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, sedangkan hasilnya semua adalah kekuasaan Allah.

NB : 
- Bahtera nabi Nuh berlayar selama 150 hari dan akhirnya berhenti di gunung Ararat, Turki
- Nuh berlayar bersama anak-anaknya yang bernama Sem, Ham, dan Yaffet yang menjadi cikal bakal manusia selanjutnya, itulah mengapa Nuh merupakan bapak seluruh manusia setelah nabi Adam

2. Ibrahim (QS. An-Nahl 120-121)
Kita semua tentu tau kisah Ibrahim yang harus menyembelih sendiri putranya ismail, padahal Ismail adalah anak yang telah dinanti-nantinya sejak lama. Mengapa Ibrahim bisa begitu ikhlas melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya sendiri? Karena beliau bersyukur kepada Allah.
Ia tahu bahwa semua miliknya hanyalah titipan dari Allah, begitu juga dengan putranya Ismail. Oleh karena itu, ketika Allah memintanya untuk menyembelih Ismail, tidak ada alasan baginya untuk menolaknya, karena sesungguhnya Allah lah yang maha memiliki segalanya.

3. Muhammad SAW
Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan yang paling baik. Meskipun beliau telah dijamin masuk syurga, Beliau tetap rajin beribadah kepada Allah. Beliau sangat rajin mengerjakan sholat malam, berpuasa, bersedakah, dan amalan-amalan lainnya. Saking khusunya Rasulullah mengerjakan sholat, kakinya sampai pecah-pecah.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: "Rasulullah SAW biasanya jika beliau shalat berdiri sangat lama sehinga mengeras kulit kakinya. Aisyah bertanya, 'wahai rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? bukankan dosa-dosamu telah diampuni baik yang telah lalu maupun yang akan datang?' Rasulullah bersabda 'Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Bukhari no. 1130 dan Muslim no. 2820)

Syukur adalah ibadah

"Ingatlah kepada-Ku, maka aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar" (QS. Al-Baqarah 152)

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-nya kamu menyembah" (QS. Al-Baqarah 172)

Dari kedua ayat tersebut sudah jelas bahwa kita diperintahkan untuk bersyukur. Sehingga enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah merupakan salah satu bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.

Buah manis dari syukur

1. Syukur adalah sifat orang beriman
"Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya." (HR. Muslim no. 7692)

2. Merupakan sebab datangnya ridha Allah
"Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah maha kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian" (QS. Az-Zumar 7)

3. Merupakan sebab selamatnya seseorang dari Azab Allah
"Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim" (QS. An-Nisa 147)

4. Merupakan sebab ditambahnya nikmat
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim 7)

5. Ganjaran di dunia dan di akhirat
"Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran" (QS. Al-Imran 145)
Imam At-Thabari menafsirkan ayat ini berdasarkan riwayat Ibnu Ishaq, yaitu: maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah akan memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia.

Tanda-tanda orang yang bersyukur

1. Mengakui dan menyadari bahwa Allah telah memberinya nikmat
2. Menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah
3. Menunjukkan rasa syukur dalam bentuk ketaatan kepada Allah

Agar menjadi orang yang bersyukur

1. Senantiasa berterimakasih kepada orang yang menjadi perantara nikmat Allah
2. Merenungkan nikmat-nikmat Allah
3. Qanaah (senantiasa merasa cukup atas nikmat yang diberikan)
4. Sujud syukur
5. Berdzikir

Sumber :
1. Murobi